Baterai LiFePO4 vs Baterai Gel: Perbandingan Head-to-Head

Dalam artikel sebelumnya, kami membandingkan LiFePO4 dengan baterai asam timbal. Namun demikian, artikel ini akan berfokus pada dua jenis baterai yang populer. Salah satunya adalah LiFePO4, sedangkan yang lainnya adalah baterai berbasis gel. Perdebatan tentang baterai LiFePO4 vs baterai gel telah ada selama bertahun-tahun. Ingat, baterai berbasis gel adalah jenis baterai timbal-asam.

 

Tidak diragukan lagi, kedua baterai ini sangat baik dalam hal mereka. Karena itu, pemilihan antara baterai lithium dan baterai berbasis gel ini bisa sangat membingungkan. Artikel ini akan menjelaskan perbedaan antara kedua jenis baterai ini. Dengan memahaminya, Anda akan terhindar dari menebak-nebak dan membuat keputusan pembelian yang tepat. Jadi, mari kita mulai!

 

Perbedaan Antara Baterai LiFePO4 & Baterai Gel

Perbedaan Antara Baterai LiFePO4 & Baterai Gel

Perbedaan signifikan antara kedua baterai ini terletak pada bahan kimianya. LiFePO4 menggunakan lithium besi fosfat sebagai katoda. Namun, baterai gel menggunakan timbal dioksida (PbOâ‚‚) sebagai katoda. Mirip dengan baterai asam timbal pada umumnya, baterai berbasis gel ini menggunakan timbal spons (Pb) sebagai anoda. Baterai LiFePO4 menggunakan grafit sebagai anoda. Mari selami dan bahas baterai LiFePO4 dan baterai gel secara mendetail.

 

1- Kimia Katoda

Kimia Katoda

Bahan kimia katoda adalah salah satu perbedaan utama antara baterai LiFePO4 dan Gel. Baterai LiFePO4 menggunakan lithium besi fosfat sebagai bahan katoda. Di sisi lain, baterai gel adalah jenis baterai timbal-asam. Alih-alih menggunakan bahan berbasis lithium, katoda mereka terbuat dari timbal dioksida (PbO₂). 

Baterai LiFePO4 memiliki anoda yang terbuat dari grafit, sedangkan anoda baterai gel terdiri dari timbal spons. Kedua baterai ini juga berbeda dalam hal elektrolitnya. Baterai LiFePO4 menggunakan garam litium sebagai elektrolitnya. Di sisi lain, baterai gel menggunakan gel berbasis silika sebagai elektrolitnya. 

Katoda baterai LiFePO4 lebih stabil dan meningkatkan kepadatan energi baterai ini. Oleh karena itu, LiFePO4 dapat menyimpan dan mengalirkan lebih banyak energi daripada baterai gel. Baterai gel lebih berat dan lebih besar untuk kapasitas yang sama. Jadi baterai ini digunakan pada mesin dan perangkat yang lebih besar. Mereka membutuhkan lebih banyak ruang untuk pemasangannya.

 

2- Kepadatan Energi

Kepadatan energi adalah faktor penting yang harus diperiksa saat membeli baterai. Ini menunjukkan berapa banyak energi yang dapat disimpan baterai dalam ruang atau volume tertentu. Baterai LiFePO4 memiliki kepadatan energi yang lebih baik (90-160 Wh/kg). Alasannya adalah karena katoda mereka (lithium besi fosfat) dapat menyimpan lebih banyak energi secara efisien.

Di sisi lain, baterai gel memiliki kepadatan energi yang jauh lebih rendah (30-50 Wh/kg). Karena kepadatan energi yang rendah ini, baterai gel jauh lebih besar dibandingkan dengan baterai LiFePO4 untuk penyimpanan energi yang sama. Baterai LiFePO4 lebih ringkas dan masih dapat menyimpan energi yang lebih tinggi dengan berat dan ukuran yang lebih kecil.

 

3- Siklus Hidup & Masa Pakai dalam Tahun

Siklus Hidup & Masa Pakai dalam Tahun

Masa pakai baterai berarti berapa kali baterai dapat diisi dan dikosongkan sebelum kinerjanya mulai menurun. Setelah masa pakai siklus tertentu, kapasitas penyimpanan energi baterai akan menurun secara signifikan. Baterai LiFePO4 menawarkan lebih dari 3000 siklus hidup. Ini berarti Anda dapat mengisi daya dan menggunakannya lebih dari 3000 kali. Umurnya antara 10 dan 12 tahun.

Di sisi lain, baterai gel biasanya menawarkan antara 500 dan 1.200 siklus, tergantung pada kedalaman pengosongan dan kondisi penggunaan. Umur keseluruhannya umumnya antara 4 dan 8 tahun. Umur siklus yang lebih rendah dan umur keseluruhan yang lebih pendek ini membuat baterai gel menjadi pilihan yang lebih rendah. Hal ini bahkan lebih penting untuk penggunaan jangka panjang, di mana umur panjang adalah prioritas.

 

4- Kinerja Suhu Pengoperasian

Baterai LiFePO4 menawarkan performa yang lebih baik dalam kondisi suhu tinggi. Alasannya adalah karena ikatan fosfat dalam bahan elektrodanya sangat stabil. Ketika terkena panas, ikatan ini tidak akan putus. Baterai ini tidak terlalu panas, yang dapat menyebabkan ledakan. Di sisi lain, baterai gel menghadapi tantangan yang signifikan pada kondisi suhu yang lebih tinggi.

Ketika terkena suhu tinggi, aktivitas kimia di dalam baterai gel akan meningkat. Hal ini dapat menyebabkan percepatan korosi pada pelat internal. Selain itu, elektrolit berbasis gel dapat mengalami penguapan. Degradasi permanen ini secara drastis mengurangi masa pakai baterai dan umur keseluruhan. Oleh karena itu, saya menganggap baterai LiFePO4 sebagai pilihan yang lebih unggul untuk kondisi suhu tinggi.

 

5- Berat & Ukuran

Baterai LiFePO4 dikenal karena keringkasannya. Karena itu, Anda akan melihat penggunaannya pada perangkat dan gadget berukuran kecil. Alasannya adalah karena baterai ini memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi. Ini berarti mereka dapat menyimpan lebih banyak energi per kilogram. Jadi, ukurannya yang ringkas menyimpan energi yang lebih tinggi. 

Tidak perlu menambah ukuran atau berat untuk meningkatkan penyimpanan energi. Di sisi lain, baterai gel memiliki kepadatan energi yang rendah. Ini berarti mereka dapat menyimpan energi yang lebih rendah dengan volume tertentu (per kg). Akibatnya, produsen meningkatkan ukurannya untuk mengakomodasi lebih banyak penyimpanan energi. Karena itu, baterai gel ini lebih besar dan lebih berat daripada baterai lainnya.

 

6- Keramahan & Keamanan Lingkungan

Baterai LiFePO4 memenangkan persaingan dalam hal keramahan dan keamanan lingkungan. Seperti yang saya katakan sebelumnya, baterai ini dilengkapi dengan katoda berbasis fosfat. Jadi kimiawi besi fosfat (ikatan) sangat stabil. Ikatan ini tetap stabil bahkan pada suhu yang sangat tinggi. Karena itu, baterai LiFePO4 ini lebih aman dan kecil kemungkinannya untuk terbakar.

Selain itu, baterai ini tidak mengeluarkan gas berbahaya, yang merupakan nilai tambah yang besar. Di sisi lain, baterai gel mengandung timbal dan asam sulfat. Keduanya beracun dan berbahaya bagi lingkungan jika tidak dibuang dengan benar. Selain itu, baterai ini dapat melepaskan Hidrogen, terutama jika baterai diisi secara berlebihan. Gas ini tidak baik untuk kesehatan Anda. Kandungan timbal juga membuat baterai ini kurang ramah lingkungan dibandingkan LiFePO4.

 

7- Stabilitas Tegangan & Kecepatan Pengisian Daya

Tegangan adalah aspek penting dari baterai. Banyak perangkat memerlukan tegangan yang stabil untuk pengoperasiannya. Baterai LiFePO4 menawarkan voltase yang sangat baik dan stabil selama penggunaannya. Misalkan Anda memiliki baterai LiFePO4 yang terisi penuh. Sekarang Anda mulai menggunakan baterai ini. Pada pengisian daya 100% dan 50%, baterai ini akan memberikan voltase yang sama.

Tidak akan ada penurunan tegangan ketika baterai sedang digunakan. Di sisi lain, baterai gel menunjukkan penurunan tegangan yang signifikan saat habis. Output tegangannya terus menurun seiring dengan menurunnya status pengisian daya. Hal ini membuat baterai ini tidak cocok untuk perangkat yang membutuhkan tegangan yang stabil untuk beroperasi tanpa pengatur tegangan.

Dalam hal kecepatan pengisian daya, baterai LiFePO4 menang telak. Baterai gel terkenal lambat dalam pengisian daya; pengisian daya penuh sering kali membutuhkan waktu 8 hingga 12 jam untuk menghindari kerusakan baterai. Baterai LiFePO4, sebagai perbandingan, dapat terisi penuh dalam 1,5 hingga 3 jam tanpa risiko. Ini adalah perbedaan besar, membuat baterai LiFePO4 ideal untuk kasus-kasus darurat.

 

8- Biaya & Aplikasi

Ada dua jenis analisis biaya dalam hal membeli baterai. Hal tersebut meliputi:

  • Biaya di Muka
  • Biaya Jangka Panjang

Baterai LiFePO4 memiliki biaya di muka yang lebih tinggi, yang merupakan kelemahan besar. Karena itu, banyak orang menganggap baterai ini kurang cocok pada pandangan pertama. Namun, biaya jangka panjangnya rendah, yang mengkompensasi biaya awal yang lebih tinggi. Mari saya jelaskan caranya.

Baterai LiFePO4 menawarkan masa pakai yang lebih lama dan umur yang lebih panjang. Karena itu, baterai ini tidak memerlukan penggantian rutin. Setelah Anda membeli baterai LiFePO4, Anda tidak perlu membelinya kembali setidaknya selama 10 tahun. Selain itu, perawatan rutinnya juga rendah, yang mengurangi biaya perawatannya. Baterai gel memiliki biaya di muka yang lebih rendah daripada LiFePO4.

Namun, baterai ini menawarkan siklus hidup yang lebih rendah dan masa pakai yang lebih pendek (biasanya 4-8 tahun) dibandingkan dengan LiFePO4. Jadi, Anda mungkin harus mengganti baterai gel setidaknya sekali selama masa pakainya. Biaya penggantian dan perawatan ini membuat baterai gel lebih mahal dalam jangka panjang. Jadi saya menganggap baterai LiFePO4 sebagai pilihan yang lebih hemat biaya.

Baterai gel secara tradisional digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan anti tumpah. Baterai ini memiliki desain yang sangat baik yang mencegah tumpahan. Anda akan melihat baterai ini dalam sistem siklus dalam RV dan skuter mobilitas. Di sisi lain, baterai LiFePO4 cocok untuk digunakan pada gadget dan perangkat yang ringkas.

Selain itu, mereka juga digunakan dalam sistem penyimpanan energi dan cadangan daya khusus. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan perbandingan keduanya dalam hal aplikasinya:

 

Aplikasi Baterai LiFePO4 Aplikasi Baterai Gel
Penyimpanan energi surya (rumah, bisnis) Penyiapan tenaga surya kecil hingga menengah
Kendaraan listrik (mobil, sepeda, skuter, bus) UPS (Catu Daya Tak Terputus)
Sistem tenaga kelautan & kapal. Perahu & penggunaan di laut
Daya cadangan untuk rumah & bisnis Daya cadangan untuk telekomunikasi & perkantoran
Menara telekomunikasi. Sistem keamanan & alarm
Peralatan medis (perangkat portabel) Kursi roda & skuter mobilitas

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Mana yang lebih baik, baterai gel atau LiFePO4?

Saya menganggap LiFePO4 lebih unggul karena masa pakainya yang lebih baik dan kinerja suhu tinggi. Selain itu, kekompakannya juga merupakan keuntungan lain, menjadikannya pilihan yang lebih baik daripada baterai gel.

 

Berapa masa pakai baterai LiFePO4?

Baterai LiFePO4 menawarkan lebih dari 3000 siklus hidup. Ini berarti baterai ini dapat diisi dan digunakan 3000 kali sebelum kapasitasnya menurun. Dengan kata sederhana, baterai ini dapat bertahan setidaknya selama 10 tahun.

 

Dapatkah saya mengganti baterai gel dengan LiFePO4?

Ya, Anda bisa mengganti baterai gel dengan baterai LiFePO4. Namun, Anda harus mempertimbangkan pro dan kontra dari masing-masing jenis. Selain itu, periksa apakah sistem Anda kompatibel dengan baterai LiFePO4. 

 

Kesimpulan: Mana yang harus Anda pilih, Baterai LiFePO4 atau Baterai Gel?

 

Dalam artikel sebelumnya, saya membandingkan LiFePO4 dengan baterai lithium-ion. Pilihan terakhir saya adalah baterai LiFePO4 karena karakteristiknya yang sangat menguntungkan.

 

Saya sangat yakin bahwa LiFePO4 adalah pilihan yang lebih baik daripada baterai gel. Baterai ini bertahan lebih lama, berkinerja baik, dan menawarkan voltase yang stabil selama penggunaannya. Selain itu, baterai LiFePO4 terbukti hemat biaya dalam penggunaan jangka panjang. Baterai gel hanya merupakan pilihan yang baik jika Anda memiliki anggaran yang sangat ketat.

 

Seperti yang saya katakan sebelumnya, baterai LiFePO4 memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi. Jadi, produsen menjaga ukurannya tetap lebih kecil dan mendapatkan penyimpanan energi yang lebih tinggi. Ini adalah keuntungan yang signifikan jika Anda ingin menggunakan baterai di tempat yang sempit. Namun, Anda harus menganalisis kasus penggunaan spesifik Anda sebelum memilih salah satu dari dua baterai ini.